FRN CIMAHI - Masa depan yang tak pasti bagi penyandang disabilitas akibat minimnya akses kerja menjadi kekhawatiran mendalam bagi para orang tua. Keterbatasan peluang ini mendorong para orang tua untuk mendesak pemerintah agar menyediakan pelatihan wirausaha khusus sebagai solusi realistis.
Hal ini terungkap dalam kunjungan anggota DPR RI Komisi VIII, Atalia Praratya, ke SLBN A Cimahi, Kelurahan Citeureup, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi, pada Senin (4/7/2025). Pertemuan ini menjadi wadah bagi para orang tua untuk menyampaikan aspirasi dan harapan mereka.
Sriwaljati (58), salah satu orang tua, mengungkapkan perasaannya. "Kami mendorong pemerintah siapkan pelatihan wirausaha khusus. Keterbatasan bukan penghalang untuk berkarya. Namun, bagi penyandang disabilitas, jalan menuju kemandirian masih penuh rintangan," kata Sriwaljati.
Ia juga menyampaikan rasa syukurnya atas kehadiran Atalia Praratya. "Alhamdulillah, kita masih dihargai oleh Ibu Atalia sebagai Anggota DPR RI. Mudah-mudahan disabilitas di Bandung, khususnya Cimahi, bisa buka kewirausahaan sendiri," harapnya.
Namun, di balik harapan itu, Sriwaljati tak menampik banyaknya kendala yang dihadapi. Ia menyebutkan anaknya yang hingga kini belum bekerja dan hanya diisi dengan kegiatan mengaji, terapi, serta membantu pekerjaan rumah. Ia melihat bahwa wirausaha adalah opsi yang paling memungkinkan bagi anak-anak disabilitas.
Sriwaljati mengenang pernah adanya pelatihan wirausaha yang difasilitasi oleh pemerintah Jawa Barat di SLB Norani, namun program tersebut tidak berlanjut. Hal ini membuatnya berharap agar pemerintah daerah, khususnya Kota Cimahi dan Provinsi Jawa Barat, bisa lebih aktif mengadakan pelatihan serupa. "Agar semua anak-anak yang berkebutuhan khusus bisa mengeluarkan bakatnya masing-masing. Bisa berguna untuk usaha dan bangsa," ucapnya penuh harap.
Senada dengan Sriwaljati, Irmawati (55), orang tua dari siswa kelas 12, merasa kunjungan Atalia memberikan dorongan moral yang besar. "Sangat senang, anak-anak bisa lebih termotivasi juga. Kan cukup sulit buat cari kerja bagi disabilitas kayak gini," ungkapnya.
Irmawati menambahkan, "Kadang kita orang tua cuma bisa diam, pas anak bertanya kenapa belum juga kerja. Kita enggak punya jawaban. Tapi hari ini, saya lihat semangat di mata anak saya. Setidaknya, dia percaya kalau masih ada yang peduli."
Kunjungan ini menjadi pengingat bagi pemerintah dan masyarakat akan pentingnya menciptakan ekosistem yang inklusif, di mana setiap individu, termasuk penyandang disabilitas, memiliki kesempatan yang sama untuk berkarya dan meraih kemandirian.
(Red).
0 Komentar