FRN BANDUNG, Kamis 12 Juni 2024 - Gelombang pemberantasan rokok ilegal di Kota Bandung yang digembar-gemborkan oleh Satpol PP dan Bea Cukai, pasca pemusnahan 28 juta batang dalam dua tahun terakhir, kini mulai memanas dengan spekulasi dan dugaan-dugaan yang beredar di kalangan masyarakat.
Di balik angka-angka fantastis penyitaan, muncul pertanyaan krusial: mengapa peredaran rokok ilegal justru semakin merajalela dan modus operandi para pelaku kian nekat dan canggih?
Sekretaris Satpol PP Kota Bandung, Idris Kuswandi, memang telah mengungkapkan betapa rapinya distribusi rokok ilegal ini, bahkan menggunakan jasa ekspedisi lintas kota dan pulau.
Namun, bisikan-bisikan di lapangan menyebutkan bahwa jaringan distribusi yang begitu terstruktur dan luas ini mustahil berjalan tanpa adanya "bekingan" kuat dari pihak-pihak tertentu.
Bagaimana mungkin jutaan batang rokok tanpa cukai bisa lolos dari pengawasan ketat jika tidak ada "orang dalam" yang memfasilitasi?
Yang lebih mengerikan, temuan rokok berbahan dasar daun talas – yang diakui Idris Kuswandi sangat berbahaya bagi kesehatan – bukan hanya sekadar anomali.
Ini adalah lonceng bahaya yang berdentang keras! Siapa di balik produksi rokok mengerikan ini? Bagaimana mereka bisa memproduksi dalam skala besar di tempat-tempat tersembunyi tanpa terendus? Apakah ada sindikat yang jauh lebih besar dan kejam yang sengaja meracuni masyarakat demi keuntungan semata?
Meskipun pemerintah gencar mengimbau masyarakat untuk tidak membeli produk ilegal, ironisnya, harga Rp9.000 per bungkus menjadi daya tarik tak terbantahkan, terutama di tengah kondisi ekonomi yang sulit.
Ini menciptakan dilema moral bagi banyak pihak, dan pertanyaan besar pun muncul: apakah operasi penindakan selama ini hanya menyentuh "ikan-ikan kecil," sementara "kakap-kakap" besar yang menjadi dalang utama peredaran dan produksi rokok beracun ini masih melenggang bebas?
Masyarakat kini menuntut transparansi lebih. Bukan hanya sekadar pemusnahan barang bukti, tetapi juga penegakan hukum yang tuntas hingga ke akar-akarnya.
Jika tidak, "perang" melawan rokok ilegal di Bandung ini hanya akan menjadi drama berulang yang tak pernah berakhir, sementara kantong negara terus bolong dan kesehatan warga terus terancam.
0 Komentar