FRN Cimahi, 29 Juli 2025 – Di bawah langit Bandung yang cerah hari ini, Jalan Lemah Neundeut menjadi saksi bisu sebuah pertemuan penting yang menegaskan kembali peran strategis organisasi masyarakat (ormas) dalam pembangunan demokrasi Kota Cimahi. Bertajuk “Pendidikan Politik dan Demokrasi: Bersama Membangun Kota Cimahi”, forum ini sukses menyatukan visi ratusan ormas dari berbagai latar belakang, mengubah paradigma mereka dari sekadar penonton menjadi aktor utama demokrasi.
Acara yang diinisiasi oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Cimahi ini berhasil mengumpulkan sekitar 160 perwakilan ormas. Mereka tidak hanya hadir untuk mendengarkan, melainkan aktif berpartisipasi dalam diskusi yang konstruktif demi masa depan demokrasi di kota kecil yang terus berdenyut ini.
Pendidikan Politik: Hak dan Kewajiban Bersama, Bukan Monopoli Elite!
Mardi Santoso, Kepala Bakesbangpol Kota Cimahi, membuka acara dengan penuh semangat, menyampaikan apresiasi mendalam atas kehadiran para tokoh ormas. “Ini bukan sekadar acara seremonial, ini gerakan kolektif agar ormas tak hanya aktif secara fisik, tapi juga tanggap secara informasi dan cerdas menyikapi dinamika politik,” tegas Mardi.
Ia menekankan bahwa pendidikan politik bukanlah monopoli segelintir elite, melainkan hak dan kewajiban bersama untuk menjaga keutuhan dan keberagaman dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Kita tak bisa membangun dengan emosi sesaat. Dibutuhkan kedewasaan berpolitik, etika, dan daya kritis terhadap informasi,” tambahnya, menyerukan ormas untuk menjadi garda terdepan dalam menyaring informasi dan melawan hoaks.
Wali Kota Ngatiyana: Demokrasi Bukan Janji Lima Tahunan, Tapi Budaya Hidup!
Suasana forum semakin hangat dengan kehadiran Wali Kota Cimahi, Ngatiyana, di sesi penutupan. Dalam sambutannya, Wali Kota Ngatiyana dengan tegas menyampaikan inti pesan: demokrasi bukanlah sekadar rutinitas lima tahunan pemilihan umum, melainkan budaya hidup yang menuntut partisipasi aktif, akuntabilitas, dan keadilan sosial.
“Ini ruang strategis, bukan sekadar silaturahmi. Ormas adalah jembatan, penyambung antara suara masyarakat dan langkah pemerintah,” ujar Ngatiyana, menggarisbawahi peran vital ormas sebagai mitra strategis pemerintah dalam mewujudkan aspirasi rakyat. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak, termasuk narasumber Nyimas Diane Wulan, atas kontribusinya dalam mendorong pencerahan politik.
Cimahi Bergerak Maju: Dari Pembangunan Fisik Hingga Penurunan Angka Pengangguran!
Tidak hanya berdiskusi soal demokrasi, Wali Kota Ngatiyana juga memanfaatkan forum ini untuk memaparkan sejumlah capaian strategis Pemerintah Kota Cimahi. Di antaranya:
* Pembangunan Bundaran Cihanjuang untuk mengurai kemacetan yang menjadi momok di kota.
* Peningkatan layanan kesehatan dengan hadirnya Puskesmas tingkat Cibeureum dan Laboratorium kesehatan di Sukimun.
* Wujud kepedulian sosial melalui rumah singgah untuk warga kurang mampu di Cipageran.
* Langkah proaktif dalam pengamanan 54 aset Pemkot Cimahi dari potensi sengketa.
“Ini bukan hanya soal pembangunan fisik, tapi juga bentuk pertanggungjawaban kami dalam menjaga warisan publik,” tegasnya, menunjukkan komitmen pemerintah dalam mengelola aset daerah secara transparan dan akuntabel.
Ngatiyana juga menyoroti keberhasilan Pemkot Cimahi dalam menekan angka pengangguran secara signifikan, dari 12% menjadi 8,9%. Capaian ini didukung oleh pengangkatan 1.800 tenaga P3K serta program pelatihan keterampilan yang inovatif bagi generasi muda, memastikan mereka siap kerja dan langsung terserap oleh industri.
Gotong Royong: Fondasi Demokrasi dan Pembangunan Kota Cimahi!
Mengakhiri sambutannya, Wali Kota Ngatiyana menyerukan pentingnya memperkuat komunikasi antara pemerintah dan masyarakat. “Kita tidak sedang membangun kota dari beton dan aspal saja. Tapi juga dari semangat gotong royong, solidaritas, dan cinta terhadap kota kita bersama,” pungkasnya.
Pernyataan ini menjadi penutup yang menginspirasi, menegaskan bahwa pembangunan Kota Cimahi adalah upaya kolektif yang membutuhkan sinergi dari seluruh elemen masyarakat, dengan ormas sebagai salah satu pilar utamanya. Forum ini menjadi bukti nyata bahwa di Cimahi, demokrasi bukan hanya teori, melainkan praktik nyata yang terus diperkuat melalui kolaborasi dan pendidikan politik berkelanjutan.
0 Komentar