FRN BANDUNG 21 Jini 2025, – Panggung hiburan dangdut dalam hajatan masyarakat seringkali menjadi magnet bagi banyak orang, menjanjikan kemeriahan dan kegembiraan. Namun, tak jarang pula suasana yang seharusnya penuh suka cita itu berubah menjadi riuh dan berakhir dengan kericuhan. Fenomena ini bukan hal baru dan memunculkan pertanyaan: mengapa panggung dangdut hajatan kerap diwarnai insiden bentrokan?
Beberapa faktor disinyalir menjadi pemicu utama kericuhan. Konsumsi minuman keras berlebihan oleh sejumlah penonton adalah salah satu penyebab paling dominan. Di bawah pengaruh alkohol, kontrol diri cenderung menurun, emosi mudah tersulut, dan agresi bisa muncul tanpa provokasi berarti.
"Sudah jadi rahasia umum, kalau ada yang minum-minum pasti gampang ribut. Senggol sedikit saja bisa jadi masalah besar," ujar Budi Santoso, seorang warga yang sering menghadiri acara hajatan di Bandung.
Selain itu, sifat musik dangdut yang energik dan menggairahkan juga disebut-sebut turut berkontribusi. Irama yang menghentak dan lirik yang kadang provokatif dapat memicu euforia berlebihan. Bagi sebagian orang, energi ini bisa disalurkan melalui joget yang lepas, namun bagi yang lain, terutama dengan emosi yang tidak stabil, bisa berujung pada tindakan impulsif.
Faktor kurangnya pengawasan dan keamanan yang memadai di beberapa hajatan juga memperparah situasi. Jumlah petugas keamanan yang terbatas atau bahkan absen membuat insiden kecil mudah berkembang menjadi kericuhan massal tanpa ada yang mengendalikan.
Tak hanya itu, sentimen atau persaingan antarkelompok pemuda dari kampung yang berbeda terkadang juga dimanfaatkan sebagai pemicu. Panggung dangdut bisa menjadi ajang untuk menunjukkan dominasi atau menyelesaikan masalah lama yang berujung pada perkelahian.
"Kadang cuma salah paham, tapi karena sudah ada 'bibit' permusuhan dari awal, jadi cepat meledak," tambah Rina, seorang ibu rumah tangga yang khawatir dengan keamanan anaknya saat menonton dangdut.
Provokasi kecil, salah paham, atau bahkan senggolan tak sengaja saat berjoget juga seringkali menjadi percikan awal. Respon yang berlebihan terhadap hal-hal sepele, terutama di tengah keramaian dan suasana "panas," dapat memicu serangkaian insiden yang sulit dikendalikan.
Fenomena kericuhan di panggung dangdut hajatan menjadi cerminan perlunya kesadaran kolektif. Penyelenggara hajatan, aparat keamanan, dan terpenting, para penonton, memiliki peran untuk memastikan bahwa hiburan yang disajikan tetap menjunjung tinggi ketertiban dan keamanan. Bagaimanapun, tujuan utama dari panggung dangdut adalah untuk menghibur, bukan menciptakan onar.
