FRN GARUT, 28 Juni 2025 – Sebuah unggahan di media sosial Facebook dengan nama akun "Garut Turunan Kidul" baru-baru ini menarik perhatian dengan narasi mendalam mengenai sejarah dan mitologi wilayah Kandangwesi di Garut, Jawa Barat.
Postingan ini, dilengkapi dengan foto yang menampilkan situs kuno, menyajikan interpretasi baru tentang peran vital Kandangwesi dalam perjalanan Kerajaan Pajajaran, Mataram, hingga interaksi dengan VOC.
Menurut postingan tersebut, Kandangwesi dipandang sebagai "puseur bumi" atau pusat spiritual, dengan makna filosofis mendalam dari kata "kandang" (wadah/tempat) dan "wesi" (besi), yang melambangkan proses pencerahan dan kematangan. Interpretasi ini menyoroti dimensi spiritual dan budaya yang melekat pada wilayah tersebut.
Naskah yang diunggah juga menguak peran strategis Kandangwesi dalam sejarah Kerajaan Pajajaran. Disebutkan bahwa sebelum berdirinya Pajajaran, wilayah ini dikenal sebagai "kalang sunda", sebuah entitas budaya yang kemudian menjadi bagian tak terpisahkan dari kerajaan.
"Kandangwesi memiliki kontribusi signifikan dalam penyediaan perkakas perang dan prajurit bagi Pajajaran, bahkan pada tahun 1413 diperkirakan mengirimkan upeti hasil pertanian," demikian kutipan dari postingan tersebut.
Tragedi Bubat dan kebijakan Pati Gajah Mada juga disebut sebagai latar belakang berdirinya Pajajaran, yang semakin menegaskan konteks historisnya.
Selain itu, postingan tersebut menyinggung sosok Raja Gagang, atau Raja Pegunungan, yang digambarkan tidak tunduk pada Pajajaran dan melakukan perlawanan gerilya. Narasi ini memberikan perspektif unik tentang dinamika kekuasaan dan resistensi di masa lampau.
Bagian menarik lainnya adalah pembagian era sejarah ke dalam "zaman" berdasarkan tinggi pohon (Jaman Tirta, Kerta, Dupara, Kadi, Sanggara), yang diinterpretasikan sebagai indikator tingkat peradaban atau kondisi alam pada masanya. Ini menunjukkan adanya sistem klasifikasi waktu yang khas dalam tradisi lokal.
"Garut Turunan Kidul" juga merinci peralihan kekuasaan dari Pajajaran ke Mataram, hingga perjanjian VOC dengan Mataram pada 5 Oktober 1705, yang berujung pada jatuhnya seluruh wilayah Jawa Barat, kecuali Banten, ke tangan Kompeni.
Peran para pemimpin lokal seperti Sembah Dalem Drava Yuda I dan II, yang memimpin Kandangwesi, juga diuraikan, termasuk kematian Sembah Dalem Drava Yuda I akibat longsor.
Foto yang menyertai postingan menunjukkan seorang pria yang duduk di tengah formasi batu menyerupai pondasi atau area ritual di tengah hutan lebat, memberikan visualisasi konkret tentang kemungkinan situs bersejarah yang dibahas.
Informasi dari akun "Garut Turunan Kidul" ini membuka diskusi lebih lanjut tentang kekayaan sejarah lokal dan mitologi di Jawa Barat, khususnya wilayah Garut.
Meskipun berasal dari media sosial, narasi ini memberikan wawasan berharga dan berpotensi menjadi titik awal bagi penelitian lebih lanjut untuk memvalidasi dan mengembangkan pemahaman kita tentang masa lalu yang kompleks dan berlapis.
Sumber berita Facebook
(Red).
0 Komentar